Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menyingkirkan Pihak Ketiga dalam Hubungan

Hasil gambar untuk different way Love


Dalam sebuah hubungan cinta tidak selalu berjalan mulus semulus paha cherribelle. Lalu bagaimana dengan mereka para pasangan yang terlihat damai dan tidak ada masalah sama sekali?
Mereka adalah pasangan cerdas, yang dapat menyembunyikan masalah mereka, saling mengalah dan menyadari kesalahan. Memang harusnya seperti itu idealnya sebuah hubungan. Namun seperti apapun setiap hubungan pasti ada perselisihan sekecil apapun. kecuali jika pasanganmu adalah guling dikamarmu yang hanya bisa pasrah dengan perilakumu.

Apakah kalian tahu siapa yaang menyebabkan rusaknya hubungan?
ya! karena adanya pihak ketiga!
dan pihak ketiga yang paling berbahaya adalah "Sebuah Perbedaan"
Seperti yang kita tahu. Perbedaan selalu ada. Bahkan itu adalah faktor utama dalam rusaknya hubungan. Kita juga harus mengerti bahwa perbedaan tidak bisa dihindari bagaimanapun juga kita dan pasangan kita hanyalah manusia biasa. Tugas kita sebagai pasangan adalah mengerti pasangan kita.

Ini adalah perbedaan-perbedaan yang pasti ada dalam sebuah hubungan dan cara mengatasinya (please,, lelucon perbedaan kelamin sudah basi):

1. Jika perbedaan pendapat
Coba diskusikan dengan minum teh dan semangkok bakso, bicarakan baik-baik tanpa emosi. Jika pasanganmu masih bersikeras dengan pendapatnya, maka mengalahlah. Apa salahnya mengalah demi orang yang kita cintai?

“aku sudah sering mengalah, aku capek!”
Apa salahnya jika kita berada diposisi yang “mengalah”? bukankah saat jatuh cinta yang ada dipikiran kalian adalah “apa saja yang penting untuk kebahagiaannya”?
saya tahu, bicara saja gampang. Praktek selalu lebih sulit. tapi apakah kalian pernah melihat sebuah film yang pemeran utamanya adalah pasangan yang selalu mengalah dan tetap terlihat indah? Pikirkanlah seakan hubungan kalian itu adalah sebuah ilm dan kalian adlah pemeran utama tersebut yang penuh cinta rela mengaah. Selama pendpatnya tidak melaanggar norma sosial dan agama, serta tidak menyakitimu, kenapa tidak?

Solusi lain, kamu bisa dengan baik-baik mengingatkannya tentang saat-saat kamu telah mengalah untuknya. Namun dengan nada yang lembut dan menyenangkan. Saya pikir pasangan anda akan mengerti. Atau agar lebih menarik lagi buatlah kesepakatan dengan pasanganmu untuk bergantian dalam mengalah. Bukankah itu lebih melegakan hati?

2. Perbedaan Agama dan Keyakinan.
Ini bukan masalah sepele. Ini adalah masalah antara kamu dan Tuhan. Meskipun kamu sudah yakin bahwa perbedaan agama tidak akan menyebabkan perselisihan dalam rumah tanggamu kelak, namun baagaimanapun setiap agama memiliki ajaran hidup yang berbeda. Itu akan menjadi masalah serius. Mengasuh anak dalam agama A seperti ini dan Agama B seperti itu. ini menjadi masalah yang sangat rumit. Dan masih banyak lagi masalah yang akan timbul.

Solusi: berpindah keyakinan yang sama dengan pasangan.
Agama adalah sebuah keyakinan. Apakah kamu yakin meninggalkan agamamu?  Tuhanmu telah memberikan Nikmat yang sangat besar untukmu, dan kamu meninggalkan begitu saja demi manusia? Tolong.. Tuhan tidak membutuhkanmu.. kamulah yang membutuhkan Tuhan! Apakah kamu tahu seberapa besar dosa Musyrik?

Solusi kedua: Tinggalkan pasanganmu dengan penuh kebaikan. Bicarakan dengan kepala dingin. Berpisah dengan cara baik-baik memang membekas lebih dalam “menurut saya”. namun lambat laun kamu akan melupakan perasaanmu padanya dan hanya tersisa ingatanmu tentang nama dan kejadian masa lalu. Bukankah itu yang paling penting? “melupakan perasaanmu padanya”.
Ingatlah, menikah dengan pasangan yang berbeda agama denganmu hanya akan menyakitimu dan pasanganmu dikemudian hari jika didalam aturan agamamu telah melarangnya.

3. Berbeda Restu Orang Tua.
Menurut saya ini masalah yang sangat rumit. Beruntunglah kalian yang memiliki calon mertua yang menyayangi kalian. Satu-satunya caraa adalah mengambil hati calon mertua. Dengan cara apa? Tentu saja memenuhi SMI (Standar Menantu Ideal). Seperti apa?

Pada umumnya mertua menginginkan menentu wanita yang:
Baik agamanya, enak dipandang, bisa masak dan mengurus urusan rumah serta dari keluarga baik-baik

Padaa umumnya mertua menginginkan menantu pria yang:
Baik agamanya, Memiliki pekerjaan (kalau bisa pegawai tetap dan PNS) hahaha.. memiliki standar gaji yang ditentukan calon mertua, dan dari keturunan yang baik.

Kamu yakin sudah memenuhi standar sayarat diatas? Jika iya dan mereka tetap meragukanmu atau pasanganmu. Cukup lebih yakinkan mereka. Dan tanyakan dengan jelas apa alasan sebenarnya mereka tidak merestui kalian.

Karena orang tua jaman sekarang lebih selektif dan kreatif dalam menyeleksi calon menantunya. Seperti apa? Menyewa seseorang untuk menyelidiki.
Siapa tahu hasil penyelidikan tersebut memang benar-benar buruk dan tidak dapat ditoleransi. Seperti, sebenarnya pasanganmu adalah pecandu narkoba, atau suka adu ayam dan lain sebagainya.

Untuk memutuskan sebuah hubungan memang hal yang sangat sulit. lebih sulit dari meyakinkan ibu-ibu  kalau dagangan kita ini lebih murah dari toko sebelah.

Percayalah. PERBEDAAN adalah pihak ketiga yang berpotensi besar merusak hubunganmu.