Cara Menjadi Pelawak Profesional
Pada dasarnya menjadi pelawak bukanlah hal yang mudah.
Selain harus bisa melucu, seorang pelawak juga harus bisa menjaga mulut agar
tidak menyakiti siapapun karena lawakannya.
Ada beberapa tipe pelawak yang saya ketahui
diantaranya:
1. Terlahir Lucu:
ini adalah orang yang memiliki bakat sejak lahir.
Leluconnya, gayanya, ekspresinya. Semuanya lucu. Dia bisa enjadi pelawak
profesional tanpa menjadikan orang lain bahan ejekan untuk leluconnya.
2. Pelawak yang hanya lucu jika disandingkan dengan
pelawak profesional:
pelawak yang satu ini dia akan benar-benar tidak lucu
saat sendirian. Selera umornya tidak buruk dan tidak baik. Biasanya pelawak
semacam ini akan menggunakan orang lain sebagai bahan leluconnya.
3. Pelawak Cerdas:
Biasanya terdapat pada serang Stand Up Comedian. Mereka
dapat menulis materi yang lucu dan pintar. Dia bisa mengolah kata-kata menjadi
lucu tanpa menyinggung perasaan orang lain.
4. Pelawak Ngawur:
4. Pelawak Ngawur:
Dia benar-benar tidak lucu. Dia hanya menggunakan orang
lain sebagai bahan bullyan untuk leluconnya. Siapa yang tertawa? Mungkin Orang-orang
yang dibayar, orang-orang yang memang dasarnya gampang tertawa, orang yang suka
membully juga.
Saat ini sering hadir di tv, orang-orang yang dibayar
untuk melawak di tv namun sebenarnya jika dilihat dengan logika. Mereka hanya
membully. Membully yang dibayar untuk dijadikan bullyan, teman seprofesi. Atau
bahkan penonton. Menurut saya itu tidak lucu. Kita tidak tahu akibanya setelah
itu. kita juga tidak tahu perasaan yang dibully tersebut. Bahkan mereka mungkin
tidak tahu kalau lelucon itu sebenarnya tidak lucu.
Meskipun yang dihina tertawa, yang menonton tertawa,
tapi pasti karena mereka sedang syuting atau karna mereka memang sedang
menghargai lawakan orang tersebut. Harusnya orang-orang bisa dengan jelas
membaca raut wajah orang yang dibuat bahan lelucon.
Bagaimna ekspresinya. Apakah senyumnya benar-benar lepas atau tidak. Nada bicaranya berubah atau tidak saat menanggapi lelucon tersebut. Jika iya. Apakah anda tidak berpikir jika dia menganggap bahwa lelucon itu tidak lucu untuk dirinya?
Bagaimna ekspresinya. Apakah senyumnya benar-benar lepas atau tidak. Nada bicaranya berubah atau tidak saat menanggapi lelucon tersebut. Jika iya. Apakah anda tidak berpikir jika dia menganggap bahwa lelucon itu tidak lucu untuk dirinya?
Maka dari itu, mari kita menjadi pelawak yang
profesional. Dengan cara:
1. Perhatikan bahan lelucon anda
Ini nih,, sebagai pelawak yang baik, anda juga harus
mengerti mana yang boleh dan tidak boleh dibahas dalam lawakan anda. Dan yang
tidak boleh anda bahas adalah:
a. Kekurangan rang lain.
Anda pasti sering kan liat di tv, anda pasti juga risih
kan dengan orang-orang yang melawak dengan membully penonton atau temannya atau
bahkan orang yang lebih tua? Please, itu tidak boleh, meskipun bagi anda itu
lucu belum tentu orang lain merasa nyaman dengan hal itu.
b. Jangan Menyangkut Agama.
Anda pasti tahu kan agama itu hal yang sakral dan
sensitif. Menjadikan Agama sebagai bahan lelucon adalah ide yang buruk.
Apalagi dengan yang berbeda agama, hal tersebut bisa menyebabkan pertengkaran
bahkan jalur hukum.
a. Tentang keseharian anda
b. Fakta Hewan
c. Tokoh Kartun,
d. Iklan, Masih banyak lagi
3. Perhatikan Siapa yang Anda Ajak Bercanda
Ini penting banget. Candaan seperti apapun akan mudah
diterima sama temen deket anda, tapi anda harus bisa memilih siapa yang bisa
diajak bercanda dan tidak. Anda tidak mau kan candaan anda garing atau bikin
tersinggung?
4. Tahu tempat.
Salah tempat akan
membuat leluconmu tidak berguna.
Semoga anda bisa menjadi pelawak yang bijak dan
benar-benar lucu tanpa merugikan orang lain.