Cerita Islam: Istri Calon Penghuni Surga
Karena suatu persoalan rumah tangga, Fulanah dan suaminya bertengkar. Setelah pertengkaran tersebut mereda, mungkin karena masih kesal, suaminya menghardik fulanah seraya keluar dari rumah.
“Kamu tak boleh
keluar rumah sebelum aku pulamg!”
Kemudian laki laki
itu pergi meninggalkan istrinya untuk melakukan perjalanan keluar daerah
Sebagai seorang
istri yang menaati perintah suaminya. Fulanah tidak berani keluar rumah,
keperluan sehari hari dibelinya dari dalam rumah. Ketika hari menjelang sore, fulanah sedang termangu mangu menanti
kepulangan suaminya. Tiba tiba dari kejauhan terlihat seorang laki laki datang
menuju rumahnya dengan tergopoh gopoh. Setelah diamatinya, ternyata dia adalah
keluarga yang tinggal dikampung halamannya.
Meskipun laki laki itu termasuk keluarganya, namun dia
bukanlah muhrimnya. Fulanah tidak berani membukakan pintu. Pantang bagi seorang
istri menerima tamu bukan muhrim saat suaminya tidak ada dirumah.
“Nampaknya kau
tergesah gesah sekali, ada kabar apa dari rumah?” tanya fulanah setelah
menjawab salam dari slaki laki tersebut.
“Ayahmu sakit
keras” kata laki laki itu. “engkau diharapkan segera datang, karena ada
pesannya yang akan disampaikan kepadamu”
“Oh!” pekik
Fulanah kaget.
Dia bingung.
Ayahnya sakit keras. Orang tua satu satunya setelah ibunya meninggal beberapa
waktu lalu. Dan sekarang orang tuanya ingin bertemu denganya. Sebelum hal hal
yang tidak diinginkan terjadi. Namun dia telah terikat dengan larangan suaminya
untuk tidak keluar rumah. Manakah yang lebih berat, suamiku atau ayahku?
Karena tidak
ingin bertindak ceroboh. Fulanah meminta tolong pada laki laki itu. “ Tolong kau
tanyakan pada Rasululllah, ayahku sedang sakit keras, namun suamiku melarangku
untuk keluar rumah sebelum suamiku pulang. Apa yang harus kulakukan ?, saran
Rasulullah, itulah yang akan aku lakukan.
Kemudian
pergilah ayahnya tersebut menjumpai rasulullah. Kemudian diceritakanlah
masalahnya.
“Sampaikan pada
fulanah agar menaati perintah suaminya” saran Rasulullah.
Kembalilah laki
laki itu kepada fulanah dan menyampaikan saran Rasulullah dan kembali pulang
kekampungnya dengan tangan hampa.
Malam harinya
fulanah tidur dengan perasaan gelisah terbayang wajah ayahnya yang kurus dan
tulang tulannya yang menonjol . kemudian terngiang perintah suaminya yang harus
ditaati.
Pag;i pagi
sekali fulanah sudah bangun. Dengan harap harap cemas menunanti kedatangan
suaminya. Agar dapat segera berangkat kekampung menemui ayahnya setelah
mendapat izin sang suami.
Ternyata sampai
siang hari suaminya belum juga pulang. Dan justru yang muncul addalah orang
yang menemuinya kemarin. Hati fulan menjadi was was, perasaannya semakin
gelisah.
Dan benar! Apa
yang dia takutkan pun terjadi.
“Ayahmu
meninggal dunia tadi malam” kata laki laki itu pada fulanah
“Innalillahi wa
innailaihiroji’un..” pekik fulanah sambil menahan air matanya.
“dan kalau kau
ingin melihatnya, sekaranglah waktunya” sambung laki laki itu.
“Tapi suamiku
belum pulang,” jawabb fulan dengan sedih,”tolong tanyakan pada Rasulullah apa
yang harus aku lakukan?”
Maka pergilah
laki laki itu menemui rasululah. Setelah mendapat jawabannya. Laki laki itu
kembali kerumah fulan.
“Rasulullah
berpesan agar menaati perintah suami” kata laki laki itu lalu kembai ia pulang
dengan sia sia.
Selepas duhurdi
saat fulanah tengah berdiri di balik pintu mengharap kepulangan suaminya,
utusan itu kembali lagi. Dari luar rumah ia berkata “jenazah ayahmu akan segera
dimakamkan, apakah kau tidak ingin melihatnya untuk terakhir kali?”
Fulanah hanya
meneteskan air mata seraya berkata “pulanglah kau, kuburkan jenazah ayahku
dengan baik, aku tidak bisa datang karena suamiku belum datang juga.”
Hingga esok
harinya suami fulanah belum pulang juga. Sampai sore hari suammi yang ditunggu
tunggu pun datang.
Dengan gembira
fulana menyeambutnya, disiapkan segala sesuatu untuk suaminya memberikan
istirahat dan makan malam. Sesduah itu fulanah berkata. “ayah saya kemarin
meninggal dunia”
Mendengar berita
itu suami fulanah nampak terkejut.
“innalillahi wa
innailaihiroji’un, kau sudah melayat?” seru suaminya
Fulanah menggeleng,
“belung, karena engkau sebelum perdi telah berpesan agar tidak keluar sebelum
kau pulang”
“Astaghfirullah,..”
ucap suaminya dengan menyesal. Dia merasa bersalah telah melarang istrinya
karena emosi dan nafsu.
Pada kesempatan
lain mereka menemui rasulullah dan menyampaikan penyesalannya.
“Kali ini kau
tak berdosa, karena tidak sengaja menyatakan penyesalan. Itu adalah sebuah
pelajaran bagimu agar dalam keadaan marah sekali pun jangan kau turuti hawa
nafsumu . sedangkan istrimu, dia benar benar calon penghuni surga karena
kessabaran, kesetiaan, dan ketaatannya kepada suami.” Kata Rasulullah..
(sumber:
MB. Rahimsyah)