Cerita Islam: Do'a 3 Pengembara
Karena hujan yang sangat deras membuat tanah yang berada di atas
gua itu longsor dan sebuah batu besar menutupi mulut gua, membuat ketiga
pengembara itu tersekap di dalamnya.
“Demi Allah, tidak akan ada yang menyelamatkan kalian kecuali sifat
jujur (keikhlasan)”kata slah seorang pengembara itu pada temannya.
“Oleh karena itu, kuharap kalian masing-masing agar berdo’a kepada
Allah dengan perantara (wasilah) suatu amal yang kita yakin dikerjakan dengan
penuh kejujuran (keikhlasan)
Salah seorang diantara mereka berdo’a, “Ya Allah, Engkau tahu bahwa
dulu aku punya seorang pekerja yang bekerja padaku dengan upah 3 gantang padi.
Tapi tiba-tiba dia pergi dan tidak mengambil upahnya. Kemudian kuambil padi
tersebut lalu kusemaikan dan kutanam. Dari hasil tanaman itu kubelikan seekor
sap. Suatu hari pekerja itu datang lagi untuk menagih upahnya yang dulu. Aku
katakan padanya, ‘Bawalah sapi sapi itu’ lalu pekerja itu menjawab, ‘upahku
pada tuan hanya 3 gantai padi’ maka ku jawab ‘Ambilah sapi-sapi itu, sebab itu
hasil dari padi yang 3 gantang itu’, akhirnya sapi-sapi itu diambil juga oleh
pekerja tersebut. YaAllah, bila Engkau tahu, bahwa apa yang aku lakukan itu
karena aku takut kepada-Mu, maka hmba mohon keluarkanlah kami dari gua ini..”
Tiba-tiba batu besar yang menutupi gua tersebut bergeser sedikit.
Seorang lainnya juga berdo’a, “ Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku
mempunyai Ayah dan ibu yang sudh tua. Setiap malam aku membawakan susu dari
kambingkku. Suatu malam aku terlambat datang pada mereka. Aku datang saat
mereka sudah tidur lelap. Padahal saat itu istri dan anak-anakku berteriak
kelaparan. Memang biasanya aku tidak memberikan susu pada mereka, sebelum orang
tuaku terlebih dahulu minum. Aku enggan untuk membangunkan mereka, juga untuk
meninggalkannya, karena mereka sangat membutuhkan susu tersebut, maka aku
tunggu sampai fajar menyingsing. Ya Allah, bila Engkau tahu, bahwa hal tersebut
kulakukan hanya karena aku takut pada-Mu, maka hamba mohon, tolong keluarkan
kami dari gua ini..”
Tiba-tiba bergeser lagi gua tersebut.
Orang ketiga berdo’a, “ Ya Allah, Engkau tahu aku mempunyai saudara
sepupu perempuan, dia adalah wanita yang paling aku cintai. Aku selalu menggoda
dan merayunya untuk berbuat dosa. Tapi dia menolak. Hingga suatu ketika dia
memohon pinjaman uang dariku, dan aku memberikan 100 dinar. Dia melakukan hal
itu karena terpaksa, dan hal itu kumanfaatkan untuk mendapatkan kehormatannya.
Ketika akan datang membawa uang tersebut untuk ku berikan padanya,
dia pun memberikan kesempatan juga karena terpaksa, untuk menjamah dirinya.
Saat aku duduk diantara kedua kakinya saudaraku berkata ‘bertaqwalah engkau
pada Alllah janganlah engkau merusak cincin kecuali sudah menjadi hakmu’. Maka
dengan segera aku berdiri dan keluar meninggalkan uang 100 dinar itu untuknya.
Ya Allah, bila Engkau tahu, apa yang kulakukan itu karena aku takut pada-Mu,
maka hamba Mohon keluarkanlah kami dari gua ini..
Tiba tiba bergeser lagi batu tersebut hingga terbuka lebar. Allah
mengeluarkan mereka yang tersekap dalam gua tersebut.
(dari Nafi’ diriwayatkan oleh Ibnu Umar)
(sumber:
MB. Rahimsyah)